Putra Batara Indra
datang di bumi untuk membantu orang Jawa.
Jongko joyoboyo bait 160.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Siang berganti malam, pagi berganti sore, sore berganti pagi, malam berganti siang, dan zaman akan berganti zaman. Waktu terus berlalu seiring bergantinya zaman dan tidak terasa zaman Kalabendu yang menimpa Indonesia sudah mendekati masa akhirnya. Zaman ini akan berganti dengan zaman Kalasuba idak lama lagi.
Zaman Kalasuba diawali dengan hadirnya anak dewa di Indonesia sebagai Ratu Adil. Dengan kehadirannya otomatis zaman Kalabendu telah usai dan lembaran-lembaran baru zaman Kalasuba dimulai. Akan tetapi zaman Kalabendu tetap saja akan menjadi zaman Kalabendu dan tidak akan berubah menjadi zaman Kalasuba apabila anak dewa hanya datang begitu saja seperti layaknya seorang tamu yang bila telah usai berkunjung maka akan pergi juga.
Namun anak dewa hadir di Indonesia bukan sebagai tamu, sebaliknya dia adalah tuan rumah di negri tercinta Indonesia. Menurut beberapa naskah leluhur, anak dewa merupakan keturunan raja-raja dahulu kala di Nusantara yang kehadirannya telah diprediksi akan dapat merubah zaman huru hara menjadi zaman suka ria. Lantas apa yang akan dilakukan anak dewa bila telah hadir di negri ini ?
1. Pada Manusia (1).
Indonesia pada saat ini sedang dilanda goro-goro diseluruh wilayah Nusantara. Apabila diperiksa siapa saja yang terkena dampak goro-goro ini maka rakyat kecil / rakyat biasa yang paling terkena imbasnya. Mulai dari kehilangan harta benda, rumah, pekerjaan, pendidikan bahkan juga kehilangan sanak saudara dan anggota keluarga. Goro-goro memang telah merubah keadaan rakyat Indonesia menjadi tidak karuan.
Begitulah nasib rakyat Indonesia saat ini. Sampe kapankah keadaan ini akan dialami rakyat Indonesia? Jawabnya sampe si anak dewa muncul untuk menjadi Ratu Adil di negri ini. Dalam bait 173 Jongko Joyoboyo disebutkan bila “raja menyembah rakyatnya”. Kalimat ini nampak aneh karena pada umumnya rakyat yang harus memenuhi segala keinginan raja, tetapi tidak untuk anak dewa. Dia justru yang akan memenuhi segala keinginan rakyat Indonesia.
Lantas bagaimana bisa si anak dewa akan memenuhi keinginan rakyat Indonesia yang jumlahnya begitu banyak terkena dampak goro-goro ini? Hal itu tidak jadi masalah baginya karena isu yang beredar bila si anak dewa merupakan pewaris harta peninggalan kerajaan-kerajaan leluhur Nusantara. Harta inilah yang selama ini dikenal dengan sebutan harta amanah atau ada orang yang menyebutnya harta peninggalan Bungkarno.
Dimanakah harta tersebut berada saat ini? Harta warisan leluhur Nusantara terbagi menjadi 4 bagian yaitu pertama di bank Eropa, kedua disimpan oleh orang kaya yang tinggal di luar negri juga dalam negri, ketiga berada di petilasan dan bekas kerajaan, dan keempat berada di alam gaib. Konon kabarnya harta itu masih utuh karena dijaga oleh pihak yang begitu setia kepada leluhur Nusantara juga percaya akan datangnya si pewaris harta.
Adanya harta amanah ini yang kelak akan jatuh ke tangan pewaris tunggal Nusantara, maka rakyat Indonesia tidak perlu kawatir akan masa depannya. Si anak dewa sebagai pewarisnya dipastikan akan menggunakan harta tersebut untuk membangun kembali kerusakan-kerusakan yang diderita rakyat akibat goro-goro selama ini. Bahkan tidak hanya itu, bisa jadi anak dewa akan membangun ulang rumah-rumah rakyat yang tidak layak pakai bahkan beresiko membahayakan.
Ingatlah kata Joyoboyo “raja menyembah rakyatnya”. Maka bila ada rakyat yang meminta kepada si anak dewa niscaya permintaannya akan dipenuhi. Hal ini juga telah disebutkan dalam bait 166 “rakyat tidak berdaya minta apa saja pasti terpenuhi”. Untuk itu tidak perlu kawatir kelak semua rakyat yang menderita akan dibantu agar hidupnya dapat berubah menjadi lebih makmur dan lebih sejahtera.
Apabila semua telah ditangani, yang rusak rumahnya diperbaiki, yang hancur rumahnya dibangun ulang, yang meminta lalu diberi maka kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia dapat terwujud. Rakyat akan hidup dengan nyaman dan sejahtara seperti yang disebutkan Joyoboyo dalam bait 173 “rakyat bersuka ria tidak ada lagi yang mengeluh kekurangan”. Tidak ada lagi hal yang perlu dikawatirkan.
2. Pada Manusia (2).
Anak dewa bukanlah orang biasa. Dia manusia tetapi berbeda dengan manusia pada umumnya. Joyoboyo menyebutnya sosok yang sakti mandraguna. Mungkin karena kesaktian yang diberikan Tuhan kepada dirinya inilah yang menjadikan dia memiliki kemampuan yang berbeda dengan kemampuan manusia pada umumnya. Bisa jadi kesaktian yang dimilikinya juga berbeda dengan kesaktian manusia pada umumnya.
Demikian juga dalam memperoleh informasi, si anak dewa dengan kesaktiannya akan dapat memperoleh pengetahuan dan informasi tidak terbatas dari manapun yang dia inginkan. Wajar saja bila Joyoboyo dalam bait 164 menyebutnya “menguasai seluruh ajaran”. Oleh karena faktor inilah nantinya si anak dewa dapat mengatasi segala keruwetan, segala kebingungan dan hal-hal lain yang memusingkan rakyat Indonesia.
Kita lihat sendiri disekeliling kita banyak hal-hal yang membingungkan bahkan menyesatkan beredar disana-sini. Banyak orang yang bersikukuh bahwa pendapatnya yang paling benar, padahal bisa jadi sebaliknya. Kalo setiap orang akan bersikukuh dengan pendapatnya maka yang terjadi adalah keruwetan dan kesimpangsiuran yang membingungkan banyak orang.
Dalam bait 163 Jongko Joyoboyo disebutkan bila si anak dewa akan “dapat mengatasi keruwetan banyak orang”. Tidak aneh hal itu dilakukan anak dewa karena kemampuan yang diberikan Tuhan kepadanya akan memudahkan dia dalam memperoleh segala informasi apapun itu sehingga segala keruwetan dan masalah yang dihadapi rakyat Indonesia akan dapat diselesaikan.
Kebanyakan orang terjerat pada permasalahan hidup diakibatkan oleh terburu-burunya dalam mengambil sikap dan keputusan juga terbatasnya pengetahuan yang dimilikinya. Dengan hadirnya anak dewa yang mudah mendapatkan pengetahuan dari segala arah maka semua kebingungan dan masalah akan bisa diselesaikan dengan cepat dan keruwetan-keruwetan yang melanda akan sirna begitu saja.
Luasnya pengetahuan yang diperoleh anak dewa menjadikannya mampu mengatasi segala keruwetan orang banyak. Dalam bait 170 Jongko Joyoboyo disebutkan “bukan kekuatan tapi diterangkan, bayang-bayang jadi terang benderang”. Dilanjutkan bait 173 “segalanya tampak terang benderang”. Bila semua telah menjadi terang benderang maka hal-hal yang menyesatkan dan membingungkan akan sirna dan rakyat dapat hidup berdampingan dengan nyaman.
3. Pada Alam (1).
Indonesia merupakan sebuah negara yang tidak terletak dalam satu daratan, tetapi terbagi dalam beberapa pulau-pulau, ada yang besar dan ada yang kecil. Di Indonesia juga terdapat gunung-gunung yang statusnya masih aktif bahkan semenjak terjadi tsunami di Aceh dan gunung meletus di Jogja, puluhan gunung akhirnya dinaikkan statusnya menjadi waspada dan awas. Sementara di perut bumi, lempeng tanahnya juga terbagi dalam banyak patahan.
Dengan kenyataan ini maka peluang untuk terjadinya gempa baik tektonik maupun vulkanik sangatlah tinggi. Semenjak tsunami 2004 dan meletusnya gunung merapi di Jogja 2006, ribuan kali gempa bumi telah terjadi di berbagai wilayah Nusantara. Hasilnya banyak rakyat yang kehilangan rumah, kehilangan harta benda bahkan juga kehilangan sanak saudara dan keluarga.
Saat ini banyak rakyat Indonesia yang hidup di pengungsian. Tidak jelas masa depannya apakah akan selamanya hidup di pengungsian ataukah bagaimana. Hingga detik ini pula ancaman gempa dan letusan gunung tetap saja terjadi di seluruh wilayah negri ini. Belum lagi ditambah dengan global warming yang perlahan-lahan membuat air laut semakin naik dan perlahan-lahan pula pulau-pulau kecil di Indonesia akan tenggelam semua.
Pada pembahasan manusia 1 telah disampaikan bahwa anak dewa merupakan pewaris harta peninggalan kerajaan-kerajaan leluhur Nusantara. Dengan harta warisan itu maka segala kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana alam seperti gempa, gunung meletus, longsor dan lain-lainnya akan dapat diperbaiki kembali, pembangunan kembali rumah-rumah rakyat bisa dilakukan di seluruh wilayah Indonesia.
Tetapi janga lupa, sekalipun pembangunan kembali digalakkan di seluruh wilayah Indonesia, apabila gempa dan gunung meletus masih saja terjadi maka hasilnya akan sia-sia saja. Seluruh rumah bangunan yang rusak dan hancur terkena bencana alam bisa saja dibangun ulang sebaik mungkin. Namun kalo gempa masih saja terus terjadi maka akibatnya bangunan yang telah direnofasi akan rusak dan roboh kembali, capee deh.
Solusi atas masalah ini adalah menangani ancaman gempa dan gunung meletus. Dalam bait 164 Jongko Joyoboyo disebutkan kelak si anak dewa akan “memotong Jawa 2x”. Jangan lupa bila anak dewa dikatakan Joyoboyo sebagai sosok yang sakti mandraguna, maka dengan kesaktiannya tersebut dia akan memotong seluruh pulau besar dan pulau kecil yang tersebar di luasnya Indonesia.
Apa yang dilakukan anak dewa dengan memotong Nusantara bahkan 2 x pemotongan, bisa dipastikan ancaman gempa di seluruh wilayah Indonesia dapat diminimalkan. Rakyat tidak perlu lagi mengkawatirkan adanya gempa bumi. Mereka bisa meninggalkan tempat pengungsian dan menjalankan aktifitas seperti biasanya dalam kehidupan disehari-harinya tanpa perlu rasa kawatir lagi dengan kejadian gempa.
Hingga detik ini masih saja belum diketahui bagaimana caranya si anak dewa akan memotong wilayah Nusantara hingga 2x. Apakan dengan senjata ataukan murni menggunakan kesaktiannya. Tapi yang pasti bila masalah gempa dan ancaman letusan gunung telah teratasi maka kita sebagai rakyat Indonesia dapat hidup makmur tanpa kawatir dengan gempa. Bila kah memang terjadi gempa mungkin hanya dibawah 3 SL dan itu tidak akan merusak bangunan lagi.
4. Pada Alam (2).
Air merupakan zat cair yang sangat bermanfaat baik bagi alam, manusia maupun makhluk lainnya. Tanpa air, manusia tidak bisa hidup. Begitu pentingnya maka air diposisikan pada tempat pertama kebutuhan pokok manusia dan makhluk hidup lainnya. Di bumi ini saja air memiliki jumlah yang lebih besar dari pada daratannya sehingga apabila meluap maka akan menelan semua yang berada di daratan.
Lihat saja di Indonesia terjadi banjir dan setiap tahun selalu saja banjir dimana-mana. Pada saat yang sama banyak wilayah di Indonesia justru kesulitan mendapatkan air karena kekeringan hingga mematikan semua jenis tanaman. Dalam berbagai media menyebutkan masih banyak wilayah di Indonesia yang kekeringan bahkan warga harus rela berjalan hingga kiloan meter hanya untuk mendapatkan air, itupun bukan air bersih tapi air bercampur tanah.
Sungguh ironis keadaan negri ini. Kebanyakan air jadinya kebanjiran dan sebaliknya kekurangan air jadinya kekeringan. Belum lagi masalah global warming yang mengancam bumi apabila tidak diatasi maka seluruh pulau-pulau kecil di Indonesia akan tenggelam dan hanya tinggal namanya saja. Begitulah pentingnya air bagi kehidupan di bumi bila kurang menyengsarakan, bila lebih sama saja juga menyengsarakan.
Akan tetapi jangan kawatir akan kondisi saat ini karena kita masih berada di zaman Kalabendu. Nanti bila telah memasuki zaman Kalasuba, masalah air akan dapat teratasi. Hal ini telah disebutkan dalam bait 171 Jongko Joyoboyo yang tertulis “turunnya air rajamusti pecah memercik”. Sebuah harapan besar kelak si anak dewa akan mengelola air sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan masalah di Indonesia.
Dalam kalimat yang disebutkan Joyoboyo pada bait 171 itu, untuk kata “turunnya air” mengandung arti bila si anak dewa dengan kesaktian yang diberikan Tuhan kepadanya akan dapat menurunkan air hujan di tempat-tempat yang memang sangat membutuhkan adanya hujan. Sebagai sosok yang sakti mandraguna bukanlah hal yang sulit bagi anak dewa untuk membuat hujan apakah dengan rate air yang deras maupun dengan rate air yang rintik-rintik.
Selanjutnya untuk kata “pecah memercik” dalam Jongko Joyoboyo bait 171 mengandung arti bila si anak dewa juga mampu membuat mata air dimana saja di wilayah Indonesia tentunya bukan hanya sekedar di daerah yang subur tetapi juga di daerah yang kekeringan sehingga rakyat tidak akan kesulitan lagi mendapatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam hidup sehari-harinya, dan rakyatpun akan bersuka ria.
5. Pada Makhluk Halus.
Suatu kenyataan bahwa di dunia ini Tuhan menciptakan makhluk hidup yang berada di alam nyata juga ada yang hidup di alam gaib. Di Indonesia juga demikian, kita rakyat Indonesia tidak hidup sendiri tetapi ada jin dan malaikat di sekeliling kita meskipun keberadaannya tidak kita sadari. Manusia sibuk dengan kehidupannya, jin dan malaikatpun juga sibuk dengan kehidupannya tanpa ada masalah baik bagi manusia maupun bagi makhluk halus.
Makhluk halus baik jin maupun malaikat bisa melihat langsung makhluk yang berada di alam nyata tanpa bantuan alat atau kesaktian. Akan tetapi bagi manusia bila akan melihat makhluk halus maka harus menggunakan kemampuan tambahan/kesaktian. Khusus untuk anak dewa sebagai seorang yang sakti tentunya bisa melihat apa saja yang ada di alam gaib bahkan lebih dari itu dia mungkin juga bisa kluar masuk alam gaib.
Kemampuan anak dewa yang sanggup melihat dan mengunjungi alam gaib ditambah degan kesaktian yang diberikan Tuhan kepadanya maka para makhluk haluspun akhirnya akan tunduk atas perintahnya. Dalam bait 162 Jongko Joyoboyo disebutkan “pasukan makhluk halus sama-sama berbaris berebut garis, yang benar tak kelihatan tak berbentuk yang memimpin putra Batara Indra”.
Kalimat tersebut menunjukan bahwa makhluk halus yang hidup di alam gaib apakah itu jin atau malaikat atau yang lainnya, mereka bersedia dipimpin oleh anak dewa. Ini merupakan hal yang istimewa bagi anak dewa bisa memiliki pasukan dari kalangan makhluk halus. Tapi memang tidaklah aneh akan hal tersebut karena anak dewa kan putra Batara Indra sehingga wajar saja bila dia sanggup memimpin makhluk halus.
Lantas buat apa anak dewa harus memiliki pasukan dari kalangan makhluk halus? Jawabnya ada pada bait 164 Jongko Joyoboyo yaitu “mengerahkan jin dan syetan, seluruh makhluk halus berada di bawah perintahnya bersatu padu membantu manusia Jawa”. Dari kalimat tersebut dapat diketahui bila makhluk halus digerakkan dan dipimpin untuk membantu rakyat Indonesia tentunya membangun kembali negri ini.
Dengan adanya makhluk halus yang ikut terlibat memperbaiki kerusakan negri ini maka perbaikan akan berhasil dilakukan mengingat adanya kerjasama dari pihak yang di alam fisik dan non fisik bersama-sama merenofasi Indonesia. Bila ini terjadi maka dapat diprediksi kelak Indonesia akan pulih dari keterpurukan dan kehancuran berganti menjadi negri yang makmur sejahtera bersuka ria seluruh rakyatnya.
6. Pada Kejahatan (1).
Tuhan menciptakan manusia dilengkapi dengan kekuatan dan kelemahan juga kelebihan dan kekurangan. Masih ada lagi hal lainnya dalam diri manusia yang tidak terdapat pada makhluk lainnya sehingga manusia menjadi sosok makhluk paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Namun kita ketahui dalam diri manusia ada unsur jahat dan unsur baik, keduanya bisa berdiri bersamaan tetapi juga bisa murni berdiri sendiri.
Artinya ada manusia yang baik tetapi dia juga jahat dibalik baiknya itu. Sebaliknya ada manusia yang jahat namun ada kebaikan yang bisa dia munculkan dalam perilakunya. Begitulah manusia diciptakan Tuhan menjalani kehidupan kadangkala baik dan kadangkala jahat. Hanya nilai kejahatan dan kebaikan setiap orang beserta dampaknya berbeda-beda, ada yang sangat tinggi tetapi juga ada yang rendah tergantung kemampuan yang dimilikinya.
Indonesia menjadi tidak karuan seperti saat ini tiada lain ulah manusia itu sendiri yang lebih nampak sisi jahatnya, apa dia dari luar negri maupun dari dalam negri. Apabila kejahatan dibiarkan saja maka yang terjadi negri ini akan semakin mendekati titik kehancuran dalam segala sisi dan segala bidang. Tidaklah mustahil bila akhirnya negri ini pelan-pelan sedang mendekati kiamat sebelum waktunya.
Tapi jangan kawatir karena si anak dewa akan segera hadir untuk membereskan semua hal yang merusak negri ini. Untuk pihak kejahatan yang berasal dari dalam negri tidaklah sulit mengingat jenis kejahatan yang dilakukannya bukan kejahatan perang atau kejahatan yang mengancam jiwa seluruh rakyat Indonesia. Meskipun ada kasus-kasus seperti kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah telah mengakibatkan banyak rakyat meninggal dunia.
Anak dewa sebagai sosok Ratu Adil maka dia harus dapat mengembalikan nilai-nilai keadilan di negri ini yang telah lama hilang. Sebagai salah satu bentuk keadilan maka siapa saja yang hutang harus dibayar, yang pinjam harus dikembalikan. Hal ini telah diberitahukan dalam bait 159 Jongko Joyoboyo yaitu “orang pinjam mengembalikan, hutang nyawa bayar nyawa, hutang malu bayar malu”.
Kasus seperti bom bunuh diri, terorisme itu merupakan contoh hutang nyawa, maka pihak-pihak yang terkait akan dikejar anak dewa untuk dituntut pertanggungjawaban. Kemudian kasus seperti luapan lumpur lapindo di Sidoarjo itu merupakan salah satu contoh pinjam tempat. Kelak anak dewa akan menuntut pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab seperti Lapindo agar membayar ganti rugi dan mengembalikan keadaan wilayah Sidoarjo seperti semula.
Dalam Ugo Wangsit Siliwangi juga ada kalimat yang menyebut “Penguasa itu akan menjadi tumbal, tumbal untuk perbuatannya sendiri”. Kalimat itu menunjukkan adanya upaya si anak dewa untuk melakukan tindakan bagi para pihak yang telah mengambil hak milik rakyat agar dikembalikan sesuai kerugian yang telah ditimbulkan. Yang terjadi selama ini pejabat/penguasa berulah dan rakyat yang harus menanggung akibatnya.
Apabila semua yang hilang dari negri ini juga yang hilang dari rakyat Indonesia akibat ulah pihak yang jahat bisa dikembalikan seperti semula, maka kesejahteraan rakyat Indonesia akan dapat diraih kembali. Sementara pelaku kejahatan akan jera dan tidak mengulanginya kembali, mereka kapok dan tersadar dari ulah jahatnya lalu berubah menjadi baik terhadap sesama juga terhadap rakyat di Indonesia.
7. Pada Kejahatan (2).
Sedangkan untuk pihak dari luar negri yang telah merusak dan menjajah Indonesia, anak dewa akan mengambil tindakan tegas untuk menghadapinya. Sebagaimana kita ketahui banyak negara lain yang menjajah dan merusak negri ini baik langsung maupun tidak langsung. Perbuatan mereka telah merugikan negri ini juga menyengsarakan rakyat di seluruh wilayah Indonesia. Sejarah mencatat ada Belanda, Jepang dan lain-lain pernah menjajah Indonesia.
Saat inipun Indonesia masih dijajah bangsa lain, contoh paling nyata terlihat adalah Malaysia yang terang-terangan mengambil pulau Ligitan, Sipadan dan Ambalat. Ada juga produk-produk asli Indonesia dipatenkan orang asing. Apabila ini dibiarkan maka satu persatu harta benda miliki Indonesia akan hilang begitu saja dicuri negara/orang asing dan kita akan mengalami kerugian dan kehilangan dalam jumlah besar tanpa mampu merebutnya kembali.
Tapi tidak untuk anak dewa. Dia pasti tidak akan membiarkan begitu saja harta kekayaan negri ini lenyap diambil pihak asing. Segala usaha tentunya akan dilakukannya. Dalam bait 173 Jongko Joyoboyo disebutkan si anak dewa akan “nglurug tanpo bolo” (mendatangi musuh yang jauh tanpa bala bantuan). Artinya pihak asing sejauh apapun tempatnya akan tetap didatangi untuk direbut kembali apa saja yang telah dicurinya dari Indonesia.
Hal ini tidaklah aneh karena anak dewakan sakti mandraguna. Dengan kesaktiannya maka dia akan dapat menghadapi dan mengalahkan musuh-musuh Indonesia pada tingkat Internasional meskipun musuh-musuh yang dihadapinya menggunakan senjata super canggih, modern dan berteknologi tinggi. Perang tersebut akan terlihat istimewa karena musuh dengan senjata berteknologi akan dihadapi dengan kesaktian anak dewa yang tidak masuk akal.
Apa saja, siapa saja, negara manapun, pihak manapun yang menjajah dan merusak Indonesia akan dihadapinya. Joyoboyo dalam bait 167 menyebut anak dewa “tidak akan kawatir tertelan zaman”. Itu berarti dia optimis akan menang dan sanggup menghadapi musuh macam dan jenis apapun itu yang ada di dunia ini. Diperkuat dengan bait 172 bahwa “yang menghalangi akan sirna”, meskipun musuh sangat canggih senjatanya.
Akan tetapi semuanya pasti dapat dikalahkan dengan mudah tanpa beban berarti. Ronggowarsito juga menyebut dalam Serat Centhini Pupuh 258 yaitu “Semua musuhnya dimusnahkan oleh sang pemimpin demi kesejahteraan negara,dan kemakmuran”. Untuk itu kita sebagai rakyat Indonesia tidak perlu kawatir akan ulah pihak asing yang telah merugikan Indonesia. Mereka semua tidak akan bisa lari ketika kelak akan berhadapan dengan si anak dewa.
Hutang malu dibalas malu, hutang nyawa dibalas nyawa. Orang yang mengambil harta Indonesia ibarat pinjam kelak akan mengembalikan. Garis sabda anak dewa tidak akan lama (bait 166), dia tidak akan memberikan waktu banyak bagi penjajah dan perusak Indonesia untuk berfikir apalagi berunding dan berdamai. Anak dewa hanya kan memberi waktu sedikit bagi pihak-pihak yang akan diserang dan dihadapinya untuk mempersiapkan diri.
Yang dari dalam negri bisa diatasi dan yang dari luar negri bisa dibereskan. Bila semua masalah tertangani maka kemerdekaan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia pasti dapat diwujudkan. Rakyat akan hidup tenteram dan bersuka ria menjalani kehidupan. Selanjutnya cita-cita bangsa Indonesia untuk menjadi mercusuar dunia akan dapat diwujudkan memperkokoh tatanan jagad raya yang penuh dengan kemuliaan.
Begitulah sedikit hal dari banyak hal yang akan dilakukan anak dewa di negri tercinta Indonesia. Dia tidak akan diam saja melihat kenyataan bobroknya Nusantara dari Sabang sampai Merauke. Dipastikan anak dewa akan melakukan segala hal untuk menciptakan perubahan. Apalagi didukung oleh kesaktian yang dimilikinya juga ada dukungan dari kalangan makhluk halus yang siap membantu dari alam non fisik.
Apabila semua telah tertangani, semua telah dibereskan, yang kotor dibersihkan, yang rusak diperbaiki, yang tidak terpakai dibuang, yang diperlukan dipenuhi, maka rakyat akan dapat hidup makmur dan sejahtera tanpa ada rasa kawatir lagi akan masa depannya. Akhirnya zaman Kalabendu benar-benar usai tidak tersisa sedikitpun dan berganti dengan zaman Kalasuba yang seluruh rakyat Indonesia bersuka ria.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar